BeritaUncategorized

Pasca Status Darurat, Geng Motor Tiarap

0

JAMBI – Sepekan sejak pemberlakukan darurat sosial, aktivitas malam di Kota Jambi tampak lebih tenang. Gerombolan para remaja nakal anggota geng motor yang selama ini meresahkan tak terlihat sama sekali.

Pantauan Metro Jambi pada Sabtu (8/10/2022) dan Minggu (9/10) malam, tidak terlihat konvoi atau gerombolan remaja berkendaraan roda dua berkeliaran. Tempat-tempat nongkrong di kawasan Kotabaru dan Telanaipura tampak aman.

Kasat Pol PP Kota Jambi Mustari Affandi mengatakan, tim terpadu terus berpatroli, terutama di atas jam malam. Dia menjelaskan, patroli diintensifkan sejak pemberlakuan pembatasan jam malam, yakni pukul 22.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB.

“RT pun sudah mengaktifkan kembali poskamling untuk mengantisipasi ngumpulnya anak-anak,” ujarnya.

Hingga  Minggu, kata dia, belum ada remaja yang terjaring patroli, misalnya karena membawa senjata tajam atau membuat resah masyarakat. “Kita bukan mencari geng motor. Kita mengantisipasi atau menekan agar tidak terjadi perkumpulan pemuda yang membawa senjata itu,” jelasnya.

Bila kedapatan pemuda yang membawa senjata sajam atau menimbulkan keresahan pada saat patroli, pihaknya akan menyerahkan kepada polisi. “Saat ini tidak ada,” tegasnya.

Sepertinya, pemberlakuan darurat sosial oleh Wali Kota dan keluarnya instruksi untuk meningkatkan kegiatan antisipasi aksi kelompok kriminal anak bermotor, para anggota geng motor langsung tiarap.

Pengamat sosial Nasroel Yasir menyatakan langkah Pemkot menerapkan darurat sosial sudah tepat karena selama ini para rejama geng motor sudah meresahkan masyarakat luas.

Hanya saja, dia meminta aparat keamanan harus terus bertindak walau status darurat sosial sudah dicabut nantinya.  “Bhabinkabtibmas harus digalakkan, jangan seremonial belaka. Mereka sudah diberi fasilitas, diberi motor, harus tingkatkan keamanan,” katanya.

Wakil Wali Kota Jambi Maulana menyampaikan bahwa Pemkot juga melakukan pembinaan terhadap remaja yang terlibat aksi geng motor. “Dari segi penegak hukum melakukan pengamanan terhadap anak remaja sebanyak 150 lebih. Yang hanya ikut-ikutan kita lakukan pendidikan karakter,” katanya.

Maulana, yang berlatar berlakang dokter ini, juga menjelaskan bahwa anak-anak usia peralihan dari remaja menuju dewasa biasanya lebih loyal terhadap teman daripada orang tua atau yang lainnya. “Jadi pendekatannya lebih ke arah pembinaan terhadap remaja secara langsung,” katanya.

Maulana menjelaskan, dengan status darurat sosial berarti Pemkot bisa memobilisasi semua sumber daya untuk kepentingan mengatasi masalah yang dianggap darurat. Setelah sepakan ditetapkan, kata dia, kebijakan ini akan dibahas lagi pada Senin (10/10) ini.

“Besok rapat termasuk membahas aspek pembiayaan bersama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jambi,” katanya. Pemerintah menyatakan biaya darurat sosial diambil dari dana tidak terduga.

Penulis: Nita Priyanti/Ant
Editor: Joni Rizal

You may also like

More in Berita